Cium aku dengan gairah yang mengintrik erotisme,
dalam bayang-bayang yang berlari dalam pasir.
Sentuh aku sepenuh adrenalin yang dicuri dari berbagai momen. Tekan aku dengan kelembutan yang terekspos dibawah reruntuhan Nekropolis.
Tak ada lagi batas untuk dirutuhkan,
tak ada lagi mata rantai untuk dipatahkan selain pikiranmu sendiri.
Kemabukan yang begitu tenang.
Hasrat untuk hidup bebas, mencinta dan melarikan diri.
Mimpi-mimpi telah mendahagakan diri akan harapan,
menggigit dan menekan hidup.
dalam bayang-bayang yang berlari dalam pasir.
Sentuh aku sepenuh adrenalin yang dicuri dari berbagai momen. Tekan aku dengan kelembutan yang terekspos dibawah reruntuhan Nekropolis.
Tak ada lagi batas untuk dirutuhkan,
tak ada lagi mata rantai untuk dipatahkan selain pikiranmu sendiri.
Kemabukan yang begitu tenang.
Hasrat untuk hidup bebas, mencinta dan melarikan diri.
Mimpi-mimpi telah mendahagakan diri akan harapan,
menggigit dan menekan hidup.
Interlude yang menggeliat, gerak yang melilit jemari,
tangan yang meremas lembut dalam genggaman,
melepaskan orgasme kemerahanmu lebih daripada aksi apapun.
Cinta tak akan terdefinisikan, begitu subtil.
Maka saat itulah affair cintaku dengan sebuah spirit tak bernama bermula…
Cintailah kekasihmu seakan engkau mencintai dirimu sendiri,
bangunkan ia seakan engkau membangunkan dirimu sendiri,
lepaskan ia seakan engkau melepaskan dirimu sendiri,
jangan korbankan ia seperti engkau tak mau menyakiti dirimu sendiri.
Bentangkan sayapnya seperti engkau bentangkan sayapmu selebar engkau mampu,
dan bersamanya raihlah mentari, gapailah bulan.
Biarkan angin membisikan pada diri kalian kemana kalian akan melayang lepas, nikmati hembusannya, meliuklah dibalik awan dibawah sinar rembulan.
Dan gapailah bintang ditempat paling utara.
Dan untuk hanya satu kali,
tengoklah kebelakang dan ucapkan :
‘Selamat tinggal dunia yang kejam, kami telah memulai hidup’ .
No comments:
Post a Comment